Karakteristik Lapisan Bumi
Kelas 10 Oleh : Aman Santoso
A. Tujuan
Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini
diharapkan kalian dapat menganalisis karakteristik lapisan-lapisan bumi dan
dinamika batuan dan tanah.
B. Uraian Materi
1. Struktur Lapisan
Kulit Bumi dan Batuan Penyusunnya
a. Pengertian
Litosfer
Para siswa, Lapisan kulit bumi atau
kerak bumi sering disebut litosfer. Litosfer ini berasal dari kata litos
artinya batu, sfer = sphaira artinya bulatan/lapisan. Litosfer merupakan lapisan
batuan/kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang
lebih 1.200 km. Jadi litosfer adalah lapisan bumi paling luar yang paling luas
dan paling tipis, karena itulah lapisan ini sering dinamakan dengan kerak bumi.
Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih
tebal dari bagian samudra. Untuk memahami lapisan-lapisan bumi, coba amati
Gambar berikut!
Setelah mengamati gambar di atas Kalian bisa menentukan ada berapakah
lapisan itu? Ya benar! Secara keseluruhan, tubuh bumi terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu litosfer, mantel dan inti (barisfer).
Menurut ahli geologi, Suees dan
Wiechert struktur lapisan bumi struktur bumi dibagi sebagai berikut:
1) Kerak bumi (Earth’s crust: The
Upper Sell), merupakan lapisan bumi yang paling atas, mempunyai tebal 30 km
sampai 40 km pada daratan, dan pada pegunungan ketebalannya bisa mencapai 70
km. Berat jenis rata-rata 2,7 yang terdiri dari unsur-unsur dominan berupa
oksigen, silisium dan aluminium, sehingga dinamakan lapisan sial. Kerak bumi
dan selubung bumi bagian atas, disebut lithosfer.
2) Selubung bumi atau mantel,
ketebalannya sampai kedalaman 1.200 km dari permukaan bumi. Berat jenis lapisan
ini antara 3,4 sampai 4. Unsur-unsur yang dominan pada selubung bumi adalah
oksigen, silisium dan magnesium sehingga dinamakan sima.
3) Lapisan antara (intermediate
shell) atau mantel bumi atau chalkosfera yang merupakan sisi oksida dan sulfida
dengan ketebalan 1.700 km dan berat jenis 6,4. Lapisan ini terbagi 2 yaitu
lapisan yang terletak pada kedalaman antara 1.200 km sampai 1.250 km dinamakan
Crofesima, berat jenis antara 4 sampai 5 terdiri dari unsur-unsur dominan
oksigen, ferrum, silisium, magnesium, dan sedikit chromium. Lapisan antara
kedalaman 1.250 km sampai 2.900 km dinamakan Nifesima, berat jenis antara 5
sampai 6, unsur yang penting (dominan) adalah Nikel.
4) Inti Bumi (The earth’s core) atau
Barysfera. Lapisan ini diperkirakan mencapai kedalaman 5.500 km, banyak
mengandung besi dan nikel sehingga disebut Nife, berat jenisnya antara 6 samapi
12 dengan rata-rata 9,6. Ketebalan inti bumi mempunyai jari-jari kurang lebih
3.500 km.
Holmes melakukan pembagian litosfer
(kerak bumi) seperti berikut:
1) Bagian atas yang mempunyai tebal
15 km dengan berat jenis kurang lebih 2,7 dan mempunyai tipe magma granit.
2) Bagian tengah yang mempunyai tebal
25 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai tipe magma basalt.
3) Bagian bawah yang mempunyai tebal
20 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai tipe magma peridotit dan magma
eklogit.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa litosfer merupakan lapisan yang paling atas dari tubuh
bumi, lapisan ini secara umum terbagi menjadi dua, yaitu;
a) Lapisan sial (silisium alumunium)
yaitu lapisan kulit bumi yangtersusun atas logam silisium dan alumunium,
senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
b) Lapisan sima (silisium magnesium)
yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium
dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO, mempunyai berat jenis yang lebih besar dari
pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesiumyaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt.
b. Batuan
Batuan adalah bahan alamiah yang
menyusun bumi. Sebagian besar batuan tersusun secara fisik dari campuran
mineral. Beberapa batuan tersusun dari sejenis mineral saja, beberapa yang lain
dibentuk oleh gabungan berbagai mineral.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu: batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan proses terbentuknya.
1) Batuan Beku (igneus rocks)
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Contoh batuan beku
berdasarkan tempat terbentuknya magma, batuan beku dibagi atas 3 macam:
a) Batuan Beku Dalam (Plutonik)
Terjadi di dalam magma, dengan
penurunan suhu secara perlahan. Penurunan suhu secara perlahan tersebut menyebabkan
proses kristalisasi terjadi dengan sempurna. Batuan ini terbentuk ketika magma
masih berada pada bagian kerak bumi yang dalam. Bantuan beku ini disebut juga
sebagai plutonik atau batuan abisik. Batuan ini mempunyai struktur
holokristalin, artinya batuan tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-kristal.
Pembentukan kristal membutuhkan waktu yang lama dan kondisi tertentu. Batuan
beku plutonik berstruktur fanerik, artinya mineral-mineral penyusunnya dapat
dilihat mata secara langsung tanpa menggunakan alat. Contoh batuannya batu
granit, diorite, gabro, peridotit.
b) Batuan Beku korok/gang/celah
(Hypabisal)
Batuan ini terbentuk dalam
celah-celah atau rekanan-rekanan kerak bumi. Batuan beku korok/gang memilik
struktur beragam tergantung dari penurunan suhunya. Batuan yang dekat dengan
dapur magma mempunyai struktur holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan
permukaan bumi mempunyai struktur porfir, yang memperlihatkan adanya butiran
(kristal) yang tidak seragam (inequigranular) terdiri atas butiran yang besar
(fenokris) dan masa dasar (groundmass) atau matriks (matrix) yang lebih halus.
Contoh batuannya adalah Ryolit porfir, Andesit porfir dan Basalt porfir.
c) Batuan Beku Luar/lelehan
(Vulkanik)
Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma di permukaan bumi. Proses pembekuan terjadi di permukaan bumi sehingga
prosesnya cepat. Proses ini menyebabkan sebagian besar mineralnya tidak
memiliki waktu untuk membentuk kristal dan bersifat amorf. Batuan yang memiliki
sifat amorf, susunan atom atau partikelnya tersusun secara acak dan tidak
teratur, seperti susunan atom kaca, karet dan plastik. Contoh batuan beku luar
adalah: batu apung (pumice), scoria, piroklastik, obsidian, ryolit, andesit dan
basalt.
2) Batuan sedimen (Sedimentary rock)
Batuan sedimen ialah batuan yang
terbentuk dari endapan hasil dari proses pelarutan atau pengikisan batuan yang
sudah ada sebelumnya, baik berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau
batuan sedimen. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis.
Berdasarkan proses pembentukannya,
batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi, sebagai berikut:
a) Batuan sedimen klastik
Batuan asal mengalami penghancuran
secara mekanik dari ukuiran besar menjadi ukuran kecil, dan megalami
transportasi kemudian mengendap membentuk batuan sedimen klastik. Contoh:
batupasir, konglomerat dan breksi.
b) Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen pada pengendapannya
terjadi pengendapan proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan
dehidrasi. Contoh: Batu gamping (limestone, dolostone, rijang (chert) batuan
evaporit
c) Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik terjadi karena
selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa rumah
atau bangkai binatang di dasar laut. Contoh: batuan fosfat, Coal (batu bara)
dan koral.
3) Batuan malihan (Metamorphic Rock)
Batuan metamorf adalah batuan yang
berasal dari batuan induk, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, ataupun
metamorf yang mengalami proses metamorfosa. Dari beberapa penulis di dalam
beberapa bukunya pembagian jenis metamorfosa ini berbeda satu sama lain. Secara
garis besar pembagian metamorfosa tersebut dilihat dari ruang lingkup daerah
terjadinya, Bucher dan Frey (1994) membagi menjadi 2 jenis, yaitu:
(1) Metamorfosa lokal
Pengertian lokal disini adalah
berhubungan dengan luas daerah dimana proses metamorfosa tersebut terjadi.
Luasnya hanya sampai beberapa meter persegi. Metamorfosa yang disebut sebagai
metamorfosa lokal ini antara lain:
(a) Metamorfosa thermal (kontak)
Metamorfosa kontak adalah rekristalisasi
batuan di sekitar batuan beku intrusi maupun ekstrusi. Zona metamorfosa kontak
disebut contact aureole. Tipe khas dari batuan metamorfosa kontak ini adalah
batuan metamorfosa “non-schistose” yang disebut dengan hornfels. Kadang-kadang
dapat juga ditemui batuan yang “schistose”. Kenaikan temperatur karena konduksi
panas pada daerah-daerah tertentu dan juga karena permeasi dari aquaous fluida
yang berasal dari tubuh batuan beku.
(b) Metamorfosa dinamik
Metamorfosa ini terjadi karena
perbedaan tekanan yang tinggi pada daerah yang mengalami deformasi intensif
(tensional foulting). Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis. Batuan
yang dihasilkan adalah fault breccia, fault gauge, atau milonit.
(c) Pirometamorfosa
Metamorfosa yang juga disebut metamorfosa
optalik, atau kaustik. Faktor penyebab pada metamorfosa ini hanya panas dengan
temperatur yang ekstrim. Pirometamorfosa diperlihatkan oleh aliran xenolith dan
dike pada batuan vulkanik khususnya basalt.
(d) Metasomatisme
Metamorfosa ini terjadi karena
meresapnya cairan dan gas yang panas pada celah antar butir atau retakan
batuan.
(e) Metamorfosa Impact
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya
tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa
mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan
stishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan panas bumi (geothermal).
(f) Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
Terjadi akibat adanya penurunan
temperatur sehingga kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi
kumpulan mineral stabil pada temperature yang lebih rendah. (Combs, 1961)
(2) Metamorfosa regional /
dinamothermal
Metamorfosa regional atau
dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas.
Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang sangat luas. metamorfosa regional
dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
(a) Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah
sabuk orogenik (patahan dan lipatan) dimana terjadi proses deformasi yang
menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai
butiran mineral yang yang memanjang dari ratusan sampai ribuan kilometer.
Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara
puluhan juta tahun.
(b) Metamorfosa Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat
kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami
sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah
rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.
(c) Metamorfosa Dasar dan Samudera
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya
perubahan pada kerak samudera di sekitar pematang tengah samudera (mid oceanic
ridges). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan
ultrabasa. Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia
antara batuan dan air laut tersebut.
c. Mineral
Dalam mineralogi yang dimaksud dengan
mineral adalah bahan alamiah yang anorganik, biasanya berbentuk kristal,
terusun dari satu unsur atau persenyawaan beberapa unsur dengan bentuk dan
komposisi kimia tetap.
Dari hasil analisis kimia yang
dilakukan pada batuan, ada 8 unsur yang membentuk kerak bumi. Unsur-unsur
tersebut ternyata memebentuk berbagai macam silikat dan oksida, sebagian besar
membentuk mineral utama yang terdapat dalam batuan yang disebut mineral
pembentukan batuan. Unsur-unsur pembentuk kerak bumi tersebut yaitu:
O2= 47 % Ca = 3,5 %
Si = 27 % Na = 2,5 %
Al = 8 % K = 2,5 %
Fe = 5 % Mg = 2,5 %
Berdasarkan peranannya dalam ilmu
batuan, mineral-mineral pembentuk batuan dibagi menjadi:
1) Mineral Utama
Adalah komponen mineral dari batuan
yang diperlukan untuk menggolongkan dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu
terdapat dalam jumlah yang banyak. Beberapa mineral penting yang sering
terdapat dalam batuan:
a) Felspar
Adalah suatu kumpulan dari sejumlah
mineral pembentuk batuan.
Rumus umum = MAI (Al Si)3O8, M= K,
Na, Ca, Ba, Rb, Sr, Fe.
Felspar berwarna putih atau
keputih-putihan. tidak mempunyai warna tersendiri tetapi sering diwarnai oleh
pengotoran-pengotoran zat lain.
b) Plagioklas
Rumus umum: (Na, Ca) Al (Si, Al))
Si2O8
Warna: putih, putih kelabu, kadang
keijauan, kebiru-biruan.
Komposisi plagioklas dibagi 3:
· Plagioklas asam
· Plagioklas medium
· Plagioklas basa
c) Ortoklas Mineral terdiri dari
kumpulan feldspar alkali. Feldspar pembentuk batuan granit atau batuan asam.
Berwarna putih, putih-kuning, kemerah-merahan, keabu-abuan.
d) Mika Mika adalah sejumlah mineral
dengan rumus:
(K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li, Al)2-3(Al,
Si)4O10 (OH F)2.
Warnanya mulai dari tak berwarna,
putih, perak, cokelat muda, kuning kehijauan atau hitam.
e) Muskovit
Muskovit adalah salah satu mineral
dari kumpulan mika. Berwarna cokelat dan tak berwarna. Mineral yang umum
terdapat dalam batuan malihan, batuan asam, batuan endapan.
Rumus umum: KAl2 (OH)2 AlSi3 O10)
f) Biotit
Biotit adalah satu mineral dari
kumpulan mika tesebar luas, merupakan mineral pembentuk batuan yang penting.
Berwarna cokelat tua, hitam, atau hijau tua.
Rumus umum: K2 (Mg,
Fe)2(OH)2(AlSi3O10)
g) Amfibol Amfibol adalah kumpulan
sejumlah mineral pembentuk batuan. Berwarna gelap.
Rumus:
A2-3B5(Si, Al)8O22(OH)2A = Mg, Fe+2,
Ca atau NaB + Mg, Fe+2, Al atau Fe+3
h) Horenblenda
Horenblenda adalah salah satu mineral
penting dari kumpulan amfibol. Berwarna hitam, hijau tua cokelat. Terdapat pada
batuan asam atau batuan entermedier. Misalnya: granit, sianit, diorit, andesit.
i) Piroksen
Piroksen adalah kumpulan dari
sejumlah mineral yang berwarna gelap.
Rumus umum: ABSi2O6 → A = Ca, Na, Mg
atau Fe-2 B = Mg, Fe+3, Al
j) Augit
Piroksen adalah salah satu mineral
dari kumpulan piroksen. Umumnya berwarna hitam, hijau tua. Merupakan mineral
pembentuk batuan basa. Misalnya: gabro, basal, peridotit.
k) Olivin
Olivin adalah mineral berwarna kuning
kehijauan, kelabu kehijauan, atau cokelat. merupakan mineral pembentuk batuan
beku basa, ultra basa dan batuan beku dengan kadar silikat rendah.
Rumus: (Mg, Fe)2SiO4
l) Kuarsa
Kuarsa Merupakan mineral pembentuk
batuan penting. Tidak berwarna dan tembus pandang, kadang-kadang berwarna
cokelat, kuning ungu merah, hijau, biru atau hitam. Hal ini disebabkan oleh
adanya pengotoran. Kuarsa juga terdapat sebagai mineral-mineral kecil dalam
berbagai macam batuan, yaitu batuan beku, batuan endapan, batuan malihan. dalam
industri kuarsa digunakan oleh pabrik kaca, semen, keramik, dll.
Rumus: SiO2
2) Mineral sekunder
Mineral sekunder dibentuk dari
mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau metamorfosis.
Selain pada batuan yang telah lapuk juga pada batuan malihan. Contoh: Klorit,
terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan.
3) Mineral aksesori
atau mineral tambahan
Mineral aksesori atau mineral
tambahan terbentuk oleh kristalisisi magma, terdapat dalam jumlah sedikit,
umumnya kurang dari 5%. Mineral zirkon juga merupakan mineral aksesor yang umum
terdapat dalam batuan asam (granit).
C. Rangkuman
Litosfer merupakan
lapisanbatuan/kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Litosfer
merupakan bagian dari lapisan –lapisan bumi, yakni lapisan paling atas yang
paling luas dan paling tipis. Bumi terbentuk atas 3 lapisan yakni :
· Barisfer,
· Mantel, dan
· Litosfe yang
terbagi menjadi menjadi dua, yaitu;
a) Lapisan sial (silisium alumunium)
b) Lapisan sima (silisium magnesium),
Batuan adalah bahan alamiah yang
menyusun bumi. Sebagian besar batuan tersusun secara fisik dari campuran
mineral.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Batuan Beku (igneous rocks).
Batuan beku dibagi atas 3 macam:
· Batuan Beku Dalam
(Plutonik)
· Batuan Beku
korok/gang/celah (Hypabisal)
· Batuan Beku
Luar/lelehan (Vulkanik)
2) Batuan sedimen (Sedimentary rock)
· Batuan sedimen
klastik
· Batuan sedimen
kimiawi
· Batuan sedimen
organik
3) Batuan malihan (Metamorphic Rock)
· Metamorfosa lokal
· Metamorfosa
regional
Ketiga macam batuan penyusun kerak
bumi tersebut mengalami siklus pembentukan yang dinamakan dengan Siklus Batuan.
Dalam siklusnya, batuan diawali dari magma yang ada di bawah lapisan kerak bumi
mengalami pembekuan, menjadi batuan beku, kemudian mengalami pelapukan,
pengangkutan, dan pengendapan, membentuk batuan sedimen, dan kemudian mengalami
metamorphosis, membentuk batuan metamorf, pada akhirnya kembali melebur menjadi
magma.
Batuan tersusun atas mineral yakni bahan
alamiah yang anorganik, biasanya berbentuk kristal, terusun dari satu unsur
atau persenyawaan beberapa unsur dengan bentuk dan komposisi kimia tetap.
Mineral adalah bahan alamiah yang
anorganik, biasanya berbentuk kristal, terusun dari satu unsur atau
persenyawaan beberapa unsur dengan bentuk dan komposisi kimia tetap.
Berdasarkan peranannya dalam ilmu
batuan, mineral-mineral pembentuk batuan dibagi menjadi:
a) Mineral utama.
b) Mineral sekunder.
c) Mineral aksesori atau mineral
tambahan.
Komentar
Posting Komentar