Dinamika Perairan Darat
Kelas 10 Oleh: Aman Santoso
A. Tujuan
Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini
diharapkan Kalian bisa menganalisis dinamika perairan darat serta pengaruhnya
terhadap kehidupan.
B. Uraian Materi
Para Siswa yang saya banggakan.
Setelah mempelajari hidrologi dan dinamika perairan laut Kita sekarang
mempelajarai bagian perairan yang ada di daratan. Simak materi berikut dengan
seksama dan sungguh-sungguh. Saya yakin Kalian semua bisa memahami dengan baik.
I. Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk
air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es
dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu
berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air
rawa.
Perbandingan antara banyaknya air
yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu:
1) jumlah curah hujan yang jatuh;
2) kekuatan jatuhnya butiran air
hujan di permukaan bumi;
3) lamanya curah hujan;
4) penutupan vegetasi di permukaan
bumi;
5) derajat permeabilitas dan struktur
bumi;
6) kemiringan topografi
1. Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai
massa air tawar yang mengalir secara alamiah mulai dari sumber air sampai ke
muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata air yang keluar dari dalam
tanah melalui celah-celah atau retakan batuan. Selain dari resapan air hujan
sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser. Adapun
badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut,
danau, atau sungai lain.
Pembagian wilayah sungai.
Berdasarkan letaknya, sungai dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitusebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) arus sungai deras;
2) arah erosi ke dasar sungai (erosi
vertikal);
3) lembahnya curam;
4) lembahnya berbentuk V;
5) kadang-kadang terdapat air terjun;
dan
6) terdapat erosi mudik.
7) tidak terjadi pengendapan
(sedimentasi).
8) terdapat batu-batu besar dan
runcing.
b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) arus air sungai tidak begitu
deras;
2) erosi sungai mulai ke samping
(erosi horizontal);
3) aliran sungai mulai
berkelok-kelok; dan
4) mulai terjadi proses sedimentasi
dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
5) batu-batu bersudut bulat, dengan
ukuran lebih kecil dari daerah hulu.
c) Bagian Hilir, memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) arus air sungai tenang;
2) terjadi banyak sedimentasi;
3) erosi ke arah samping
(horizontal);
4) sungai berkelok-kelok (terjadi
proses meandering);
5) terkadang ditemukan meander yang
terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
6) di bagian muara kadang-kadang
terbentuk delta.
7) terdapat batu-batu kecil bersudut
bulat.
Sungai juga dibedakan menjadi
beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut.
a. Berdasarkan Asal atau sumber
Airnya
1) Sungai yang Bersumber dari Mata
Air
Sungai semacam ini biasanya terdapat
di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup
vegetasi.
2) Sungai yang Bersumber dari Air
Hujan
Sungai hujan yaitu sungai yang airnya
bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk sungai
jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.
3) Sungai Gletser
Sungai gletser yaitu sungai yang
sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya
terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan laut.
4) Sungai Campuran
Sungai campuran yaitu sungai yang sumber
airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai campuran di
Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.
b. Menurut arah alirannya
Menurut arah alirannya sungai dapat
dibedakan atas beberapa macam yaitu sebagai berikut:
1) Sungai konsekuen, yaitu sungai
yang alirannya searah dengan lerengnya.
2) Sungai insekuen yaitu sungai yang
arah alirannya tidak teratur.
3) Sungai subsekuen yaitu anak sungai
yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
4) Sungai obsekuen yaitu anak sungai
dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
5) Sungai resekuen yaitu sungai
subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
Perhatikan gambar!
c. Berdasarkan debit dan volumenya
Menurut keadaan airnya, sungai dibagi
menjadi sungai empat, yaitu:
1. Sungai permanen
Sungai permanen adalah sungai yang
debit airnya tetap sepanjang tahun. Contoh sungai permanen adalah sungai-sungai
yang ada di Kalimantan (Sungai Kapuas), Sumatra (Sungai Musi)
2. Sungai periodik/ sungai musiman
Sungai periodik adalah sungai yang
apabila musim penghujan debit (jumlah) air nya banyak, namun saat kemarau debit
airnya berkurang. Contoh sungai ini adalah sungai-sungai yang ada di Jawa,
yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Progo, dan lain sebagainya.
3. Sungai episodik/ sungai
intermitten
Sungai episodik merupakan sungai yang
apabila musim penghujan airnya banyak, namun apabila musim kemarau, kering.
Contohnya adalah Sungai Batanghari di Sumatra.
4. Sungai ephemeral
Sungai ephemeral merupakan sungai
yang apabila musim pengujan ada airnya dalam jumlah yang sedikit.
d. Pola aliran
sungai
1) Pola aliran dendritik
Sungai yang umum dijumpai. Daerah
aliran sungainya luas, aliran sungai konsekuen, dan anak-anak sungainya mirip
cabang atau akar pohon. Terbentuk pada daerah dengan kemiringan struktur batuan
yang hampir horizontal dan memiliki tingkat resistensi batuan yang seragam.
2) Pola aliran trelis
Banyak ditemukan di daerah yang
memiliki struktur perlipatan dan daerah pesisir. Pola trelis terbentuk di area
bidang perlapisan yang tersingkap panjang dan sejajar. Pola ini menunjukkan
desain geometris berbentuk persegi dari jaringan konsekuen dan anak-anak
sungai. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 terhadap sungai
induknya dengan panjang yang relatif sama.
3) Pola aliran rektangular
Terbentuk akibat adanya patahan atau
rekahan pada permukaan suatu area. Juga memiliki geometri berbentuk persegi
dengan sudut 900
Berbeda dengan trelis, pola ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan
struktur batuan sehingga terkadang tidak ada jaringan antarsungai. Ruang antar
sungai memiliki jarak lebih lebar antara sungai satu dengan berikutnya.
4) Pola aliran paralel
Pola aliran sungai yang arah
alirannya hampir sejajar dengan sungai induk. Terbentuk di daerah dengan batuan
seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya terbentuk di wilayah pesisir yang
sempit atau lereng perbukitan yang panjang.
5) Pola aliran radial sentripetal
Terbentuk pada sungai-sungai dari
arah yang berbeda bertemu didalam satu cekungan, seperti laut pedalaman, danau,
atau cekungan struktural
6) Pola aliran radial sentrifugal
Pola aliran yang ditemukan di daerah
topografi seperti kubah, bukit terisolasi, atau kerucut vulkanik dengan lereng
divergen yang ditemukan disemua arah. Daerah aliran sungai berasal dari puncak
topografi dan menyebar ke segala arah dari atas dataran tinggi.
7) Pola anular
Pola anular melingkar menunjukkan
aliran konsentrasi sungai disekitar dataran tinggi. Umumnya terjadi ketika
batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk konsentris di sebuah struktur
seperti kubah.
8) Pola pinnate
Pola pengaliran anak-anak sungai yang
bermuara ke sungai indukmembentuk sudut lancip. Banyak ditemui di daerah yang
memiliki lereng tinggi dan curam.
d. Manfaat sungai bagi kehidupa
manusia
1) Menampung dan mengalirkan air
hujan.
2) Pembangkit listrik.
3) Pusat dari ekosistem.
4) Sumber mata pencaharian.
5) Sebagai tempat wisata.
6) Sumber air kehidupan.
7) Pencegah banjir.
2. Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area
Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya
mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai
adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.
Jadi suatu sungai beserta anak-anak
sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak
sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.
Daerah yang memisahkan antara DAS
yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan
watershed atau stream devide (igir).
Untuk melestarikan suatu bendungan
agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus
dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran
dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.
DAS merupakan daerah penangkapan air
hujan (catchment area).
Pembangunan pertanian, pemukiman, dan
industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat
pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan limbah akibat pembangunan
tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.
Pentingnya pengelolaan DAS jelas
berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran,
mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening
katkan kesuburan tanah.
3. Danau
Bentang perairan darat yang juga
banyak kita jumpai adalah danau. Secara sederhana, danau dapat diartikan
sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air
(umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang
mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara
ke danau yang bersangkutan. Pada beberapa wilayah yang memiliki tingkat
penguapan sangat tinggi, kita jumpai danau yang airnya memiliki kadar garam
atau salinitas tinggi. Contoh danau air asin, antara lain Great Salt Lake, Laut
Kaspia, dan Laut Mati.
Lalu tahukah Kalian tentang
macam-macam danau?
Berdasarkan proses terbentuknya,
danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.
a. Danau Tektonik yaitu
danau yang terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi
lapisan batuan, seperti lipatan, dan patahan. Pada bagian muka Bumi yang
mengalami pemerosotan diisi oleh air. Contoh danau tektonik yang terdapat di
Indonesia antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.
b. Danau Vulkanik yaitu
jenis danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunungapi,
seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.
c. Danau Tekto-vulkanik merupakan
jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya
Danau Toba.
d. Danau Karst (Dolina) yaitu
danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan
batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air.
e. Danau Glasial yaitu
jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial
banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial
antara lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan,
dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan Kanada.
f. Cirques yaitu
danau yang airnya berasal dari pencairan es.
Cirques banyak dijumpai di wilayah
pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.
g. Danau Buatan atau sering
disebut Bendungan (Waduk).
Seperti halnya sungai, danau
merupakan wahana sumber daya air yang dapat kita manfaatkan bagi kebutuhan hidup
manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dalam sektor perikanan
danau adalah salah satu sumber penghasil ikan air tawar yang cukup potensial.
Contoh danau di negara kita sebagai penghasil ikan air tawar
Pemanfaatan Danau
1) Merupakan tempat berlangsungnya
siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat penting. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa danau merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan
fauna.
2) Merupakan sumber air bersih yang
dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya. Air yang ada
di danau merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis
danau air tawar, maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam kepentingan, diantaranya rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk
mengairi lahan persawahan atau ladang).
3) Sebagai sumber listrik. Air danau
juga dapat dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit
Listrik Tenaga Air.
4) Sarana rekreasi keluarga. Di danau
terdapat banyak aktivitas yang dapat dilakukan, seperti memancing, berkeliling
danau menggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di
sekitarnya.
5) Sebagai sarana edukasi. Ekosistem
danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan
makhluk hidup terhadap lingkungannya. Danau dapat dijadikan sebagi objek
penelitian tentang ekosistem, kualitas air danau, dll.
4. Rawa
Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah
yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air)
yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya.
Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh
vegetasi dan selalu berlumpur. Rawa-rawa di Indonesia terdapat di sekitar
muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur,
Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat
dan selatan. Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan
pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air
rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam.
Pada rawa-rawa yang airnya asam,
tidak terdapat kehidupan binatang.
Karakteristik rawa antara lain:
1. Air rawa adalah airnya asam dan
berwarna coklat tampak kehitam- hitaman.
2. Air rawa disekitar pantai sangat
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
3. Pada saat air laut pasang
permukaan rawa banyak tergenang dan saat air surut, daerah ini kering.
4. Rawa di tepi pantai banyak
ditumbuhi oleh Pohon Bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak
ditumbuhi Palem Nipah (sejenis palem).
5. Kadar keasaman airnya tinggi.
6. Airnya tidak dapat di minum.
7. Dasar rawa terdapat tanah gambut.
a. Klasifikasi Rawa
1) Berdasarkan Tingkat Genangan
Airnya
a) Rawa yang Selalu Tergenang
Adalah rawa yang tidak pernah kering
sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan air hujan atau air tanah yang tidak
mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan berwarna
kemerah-merahan. Di rawa tersebut hampir tidak ada organisme yang dapat hidup.
b) Rawa yang Tidak Selalu Tergenang
Jenis rawa ini memperoleh pergantian
air tawar yang berasal dari limpahan air sungai saat terjadi pasang naik air
laut. Proses pergantian air yang senantiasa berlangsung mengakibatkan kondisi
air di wilayah rawa tidak terlalu asam sehingga beberapa jenis hewan dan
tanaman mampu hidup dan beradaptasi dengan wilayah ini.
Jenis flora khas yang tumbuh di
wilayah rawa antara lain mangrove, nipah, dan rumbia. Penduduk yang tinggal di
sekitar kawasan pantai biasa memanfaatkan wilayah rawa ini dengan budidaya
sawah pasang surut.
2) Berdasarkan Kondisi Air dan Jenis
Tumbuhan Yang Hidup
1) Swamp
Menyatakan wilayah lahan, atau area
yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau
tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air umumnya tidak
bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.
Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput- rumputan,
semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
2) Marsh
Rawa yang genangan airnya bersifat
tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari sungai atau air pasang
dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungan
seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif
dangkal. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik,
berupa lumut dan rumput, seperti sejenis rumput rawa berbatang padat, yang
batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang.
3) Bog
Rawa yang tergenang air dangkal, dimana
permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut
sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (bereaksi) masam.
4) Rawa Pasang Surut
Rawa pasang surut merupakan rawa yang
jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang surut), hal ini dikarenakan
oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering
ada di daerah ini.
AIR TANAH
Air tanah adalah air yang bergerak di
dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah yang meresap
ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air
tanah dapat disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah
melalui pancaran atau rembesan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
aliran air tanah
1) Tingkat porositas tanah dan batuan
Porositas tanah adalah ruang volume
pori-pori tanah yang dapatmeoloskan air dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
2) Kemiringan lereng
Lereng yang miring memiliki tingkat
infiltrasi lebih tinggi daripada lerengyang landai atau lereng yang datar. Air
hujan yang jatuh di wilayah dataran tinggi lebih cepat bergerak sebagai air
larian (run off), sedangkanair yang jatuh di wilayah datar lebih banyak meresap
melalui pori-poritanah.
3) Tingkat kelembaban tanah
Tanah kering memiliki kemampuan untuk
menyerap air lebih banyak dibanding dengan tanah yang lembap atau basah.
b. Klasifikasi air tanah
1) Beradasarkan letaknya
a) Air tanah freatis
Air tanah ini terjadi karena adanya
penyerapan air dari permukaan tanah. Air tanah ini dimanfaatkan manusia dalam
bentuk sumur dangkal dengan kedalaman 15 – 30 meter. Air tanah ini volume nya
tergantung dengan musim. Ketika musim penghujan, volumenya akan banyak, namun
ketika musim kemarau, volumenya akan sedikit.
Air tanah permukaan disebut juga
freatik atau air tanah dangkal. Air tanah ini berada di atas permukaan batuan
kedap air.
Lapisan kedap air merupakan lapisan
yang sulit dilalui air tanah. Contoh dari jenis lapisan itu adalah lapisan
lempung. Lapisan kedap air disebut pula lapisan impermeable.
Sebaliknya, lapisan tidak kedap air
memiliki sifat mudah dilalui air. Lapisan ini disebut sebagai lapisan
permeable. Contoh lapisan permeable adalah pasir kerikil.
b) Air tanah artesis
Air yang terperangkap diantara dua
lapisan kedap air. Letaknyajauh di dalam tanah. Untuk pemanfaatan perlu dibuat
sumur artesis atau sumur bor.
2) Berdasarkan asal-airnya
a) Air tanah meteorik
Air tanah yang airnya berasal dari
hujan dan gletser.
b) Air tanah tubir
Air tanah yang airnya berasal dari
dalam perut bumi, seperti airtanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen.
c) Air tanah juvenile
Mata air panas yang naik ke permukaan
karena gas-gas magma yang dilepaskan
d) Air tanah fosil
Air tanah yang terperangkap dalam
rongga-rongga batuan dan tetap tinggal dalam batuan tersebut sejak penimbunan
terjadi.
Manfaat air tanah bagi manusia
1) Sebagai bagian dari siklus
hidrologi.
2) Memenuhi kebutuhan sehari-hari,
seperti memasak dan mencuci.
3) Membantu proses produksi pada
industri kecil atau industri rumah tangga.
4) Sebagai sumber irigasi pertanian,
yang dialirkan melalui sumur bor.
Konservasi Air Tanah
a. Pengertian Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah adalah upaya
memelihara keberadaan sertakeberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar
senantiasa dalamkuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
b. Konservasi Air Tanah
Konservasi air tanah antara lain
mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Perlindungan air tanah
Upaya perlindungan air tanah dapat
dilakukan dengan menetapkankawasan lindung air tanah pada suatu wilayah
cekungan air tanah atau kawasan sempadan mata air.
2) Pelestarian air tanah
Upaya – upaya pelestarian air tanah
dapat berupa kegiatan pelestarianfungsi daerah imbuhan air tanah dengan
vegetasi (reboisasi, pembuatan hutan kota, dan pembuatan jalur hijau), dan
teknologi (pembuatan sumur resapan air hujan) serta membuat peraturan tentang
luasan lahan bangunan.
3) Pengawetan air tanah
Upaya- upaya yang dapat dilakukan
untuk pengawetan air tanah antara lain menghemat penggunaan air tanah,
sosialisasi gerakan hemat air, pemanfaatan air tanah untuk air minum menjadi
prioritas utama
C. Rangkuman
Perairan darat adalah semua bentuk
air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es
dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu
berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air
rawa.
Perairan darat di permukaan,
meliputi;
1) Sungai
2) Daerah Aliran Sungai (DAS)
3). Danau
4). Rawa
Perairan di bawah permukaan dinamakan
air tanah.
Konservasi air tanah adalah upaya
memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah
agar senantiasa dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Konservasi air tanah antara lain
mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Perlindungan air tanah
2) Pelestarian air tanah
3) Pengawetan air tanah
Konservasi DAS adalah upaya-upaya
pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa
didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap
komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar